Sabtu, 02 Juli 2011

PELESTARIAN SUMBER DAYA TANAH

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanah sangat penting bagi kehidupan maklhuk dalam bumi, mulai dari tumbuhan, hewan, maupun manusia. Akan tetapi pengeksplorasian tanah secara berlebihan menyebabkan berkurangnya unsur hara dalam tanah sehingga tanah menjadi tercemar. Dewasa ini pendegradasian unsur mineral tanah dan tingkat kesuburan tanah semakin menurun, sedangkan dampak pencemaran tanah semakin dirasakan, disisi lain kebutuhan akan sumber daya tanah semakin meningkat. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk menjaga dan melestarikan sumber daya tanah.

B. RUMUSAN MASALAH
• Apakah yang dimaksud pencemaran tanah?
• Apa sajakah yang menyebabkan pencemaran tanah?
• Apa saja dampak pencemaran tanah?
• Bagaimana cara melestarikan sumber daya tanah?

C. TUJUAN DAN MANFAAT
• Mengetahui apa itu pencemaran tanah beserta penyebabnya
• Mengetahui dampak pencemaran tanah
• Mengetahui cara melestarikan sumber daya tanah


BAB II : KAJIAN TEORI

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

• FUNGSI TANAH
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.


• JENIS-JENIS TANAH
1. Tanah humus
Adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang sangat lebat
2. Tanah pasir
Adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan sedimen berbutir kasar dan berkerikil
3. Tanah podzolit
Adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan tinggi dan bersuhu rendah/dingin
4. Tanah vulkanik
Adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung api yang subur dan mengandung zat hara
5. Tanah regusol
Adalah tanah vulkanik yanag butirannya kasar
6. Tanah laterit
Adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya unsur hara, tetapi hilang karena larut di bawa air hujan
7. Tanah Mediteran/Kapur
Adalah tanah yang sifatnya tidak subur, terbentuk dari lapukan batuan kapur
8. Tanah litosol
Adalah tanah yang barumengalami pelapukan dan belum mengalami perkembangan tanah, berasal dari batuan konglomerat dan granit.
9. Tanah latosol
Adalah tanah yang mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan induknya dan keadaan iklim. Berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur dan dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan
10. Tanah aluvial
Adalah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan, sifatnya tergantung dari asalanya yang dibawa oleh sungai.
11. Tanah regosol
Adlah tanah yang belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari : regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
12. Tanah grumusol
Terdiri dari beberapa macam, grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan
13. Tanah organosol
AdAlah tanah yang banyak mengandung organik, tidak mengalami perkembangan profil, kurang subur sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Bahan organik dari tanah ini terdiri dari akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah berhumifikasi tetapi belum mengalami mineralisasi.


BAB III : PEMBAHASAN

A. PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN TANAH
1. Pencemaran oleh manusia
 Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
– Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
– Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

 Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
– Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll
– Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam
 Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea

2. Pencemaran secara alami
Selain kerusakan karena ulah manusia, pencemaran sumber daya tanah pun dapat terjadi karena faktor alamiah yang antara lain :
1. Erosi
erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air, es, angin, gelombang atau arus
2. Transportasi
Transportasi adalah proses pengangkutan mineral tanah yang biasa terjadi di sekitar sungai
3. Denodasi
denodasi adalah tanah longsor di daerah miring yang sangat luas akibat tanah jenuh
Dari ke tiga faktor alamiah diatas, yang paling sering terjadi adalah kerusakan sumber daya tanah karena erosi. Erosi dapat dibedakan menjadi :
1). Erosi alami atau erosi geologi (Geologycal erosion)
Erosi alami atau erosi geologi adalah erosi yang berlangsung secara alamiah, pada keadaan ini tidak dikhawatirkan oleh proses erosi, karena masih merupakan proses keseimbangan alam, artinya kecepatan kehilangan tanah masih sama atau lebih kecil dari proses pembentukan tanah. Proses erosi ini terjadi karena adanya pelapukan terhadap suatu batuan. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil, sebagai akibat dari faktor eksternal seperti panas dan dingin. Kemudian partikel-partikel tersebut dipindahkan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin (transportasi), setelah itu terjadi proses pengendapan atau sedimentasi pada daerah-daerah datar seperti di dasar-dasar sungai atau lembah. Pada erosi jenis ini kesuburan tanah masih terjaga, belum mengalami degradasi yang berarti.
2). Erosi dipercepat (Accelerated erosion)
Erosi dipercepat atau Accelerated erosion yaitu proses erosi yang dipercepat akibat tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang salah dalam pengelolaan tanah pada pelaksanaan pertanian. Dari pengertian ini diketahui bahwa aktivitas manusia sangat membantu dalam mempercepat terjadinya proses erosi. Erosi yang dipercepat ini banyak menimbulkan bencana dan kerugian seperti banjir, kekeringan, ataupun turunnya produktivitas tanah. Hal ini dikarenakan bagian tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan jauh lebih besar dibanding dengan pembentukan tanah.
Erosi dapat juga dibedakan berdasarkan kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri (Asdak, 1995: 441) yaitu:
1) Erosi Percikan (Splash Erosion)
Erosi percik adalah terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Erosi ini terjadi pada awal hujan, dimana intensitas erosi meningkat dengan adanya air genangan, tetapi setelah terjadi genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, erosi percik menjadi minimum.
2) Erosi Kulit (Sheet Erosion)
Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Erosi kulit merupakan bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik. Erosi kulit dapat terlihat secara jelas di daerah yang relatif seragam permukaannya dan daerah yang memiliki potensi besar mengalami erosi kulit adalah daerah dengan komposisi lapisan permukaan tanah atas yang rentan atau lepas terletak di atas lapisan bawah yang sulit. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan ke dalaman air larian.
3) Erosi Alur (Rill Erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Erosi alur terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transportasi sedimen.
4) Erosi Parit (Gully Erosion)
Erosi parit merupakan perkembangan lanjut dari erosi alur, dikatakan sebagai erosi parit apabila alur sudah sangat besar dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan pembajakan biasa atau alur tersebut berhubungan langsung dengan saluran pembuangan utama. Erosi parit diklasifikasikan menjadi erosi parit bersambungan dan erosi parit terputus-putus. Sedangkan menurut bentuk penampang melintangnya erosi parit dibedakan menjadi parit bentuk V dan parit bentuk U. Erosi parit bentuk V terjadi pada tanah yang relatif dangkal dengan tingkat kerapuhan tanah (erodibilitas) seragam, sedangkan erosi parit bentuk U terjadi pada tanah dengan erodibilitas rendah terletak di atas lapisan tanah dengan erodibilitas tanah lebih tinggi.
Satu yang pasti, dimana ada erosi disitu ada tranportasi.

B. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
 Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.
 Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang
 Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
 Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran.Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
 Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
 Erosi secara besar-besaran dapat mengakibatkan terjdinya transportasi materi mineral dalam tanah sehingga mengurangi tingkat kesuburan dalam tanah
C. UPAYA PELESTARIAN SUMBER DAYA TANAH
 reduce (menghemat),
 reuse (menggunakan kembali),
 recycle (mengolah kembali),
 recharge (mengisi kembali), dan
 recovery (memfungsikan kembali).
 Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
 Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atauon-s ite) dan ex-situ (atauoff-s ite). Pembersihanon- ite adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihanoff- s ite meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
 Pengolahan tanah dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia
 Pengolahan tanah sesuai jenis tanah
 Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable).
 Mencegah timbulnya alur-alur pada permukaan tanah, antara lain dengan menanami permukaan tanah dengan tanaman penutup yang dapat tumbuh rapat
 Menjaga kelestarian siklus hidrologi dan orologi dalam tanah serta menjaga kelestarian tumbuhan.
 Menjaga kualitas dan kuantitas air tanah
 Membuat terasering, yaitu menanam tanaman dengan system berteras-teras
 Contour farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah
 Membuat guludan
 Contour plowing, yaitu membajak searah garis kontur sehingga terjadi alur-alur horizontal
 Contour strip cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur dan ditanami secara berselang-seling (tumpang sari)
 Crop rotation, yaitu usaha penggantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsure hara akibat diserap terus oleh salah satu jenis tanaman
 Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan yang gundul


BAB IV : PENUTUP

KESIMPULAN
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Eksplorasi tanah yang berlebihan dan pembuangan limbah secara sembarangan menjadi faktor utama penyebab terjadinya kerusakan tanah, selain itu kerusakan tanah bisa disebabkan oleh faktor alam misalnya erosi. Akibat rusaknya sumber daya tanah tentu akan menimbulkan dampak yaitu berkurangnya unsur mineral danlam tanah sehingga jika dibiarkan terus-menerus akan terjadi disfungsi tanah. Untuk itu kita wajib menjaga kelestarian tanah yaitu antaranya dengan meminimalkan tindakan yang bisa mengakibatkan polutan di dalam tanah dan mengolah tanah sesuai dengan jenis dan letak geografisnya